Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2 Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 2 Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid
(Jurnal Refleksi Ke-13)
Model 4 F

Fact

Pada Pembelajaran Modul 2 yang berjudul “Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid” juga diawali dengan tes awal modul yang dilaksanakan tanggal 28 Oktober 2022. Seperti halnya paket modul satu, paket modul dua ini juga dibagi menjadi sub-sub modul, yaitu:2.1 Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid, 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional dan 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik. Masih sama pula dengan paket modul satu, pembelajaran pada modul 2 juga dilaksanakan dengan menggunakan alur belajar M-E-R-D-E-K-A. Tes akhir paket modul dua dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2022.

Feelings

Saya sangat bersyukur karena bisa mempelajari modul 2 ini . Saya bersemangat dan antusias karena mendapat pemahaman baru dan saya termotivasi menerapkan konsep-konsep yang dipelajari pada modul 2 ini yaitu : Pembelajaran untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid, Pembelajaran Sosial dan Emosional dan Coaching untuk Supervisi Akademik.

Findings

Yang saya dapatkan dari kegiatan PGP ini terutama berkaitan dengan Modul 2 yaitu:

  • Setiap murid memiliki kebutuhan belajar yang berbeda, kita sebagai pendidik harus cepat merespon keadaan tersebut dengan memenuhi kebutuhan belajar setiap murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi maka kita harus memahami keragaman murid dengan melakukan pemetaan kebutuhan belajarnya masing-masing terhadap 3 aspek yaitu Kesiapan Belajar, Minat dan Profil Belajar Murid. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan masuk akal yang dibuat terkait dengan : Tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya dengan menerapkan strategi diferensiasi (konten,proses dan produk), guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar, manajemen kelas yang efektif dan penilaian berkelanjutan.
  • Banyak ilmu yang saya dapat setelah mempelajari dan mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional di kelas, diantaranya : Saya paham bahwan pembelajaran sosial dan emosional adalah sebuah pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.Kompetensi Sosial dan Emosional yaitu : Kesadaran Diri, Manajemen Diri, Kesadaran Sosial,Keterampilan berelasi dan Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab. Kesadaran Penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional. Penerapan Pembelajaran  Sosial dan Emosional di Sekolah dapat dilakukan dengan cara : Pengajaran eksplisit, Integrasi dalam  praktek mengajar guru dan kurikulum akademik dan Penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah. Pembelajaran Sosial dan Emosional harus diwujudkan secara sadar dan sengaja agar membentuk wellbeing dalam ekosistem sekolah.
  • Dengan penerapan coaching pada supervisi akademik, maka akan tercipta sebuah proses yang memberdayakan diri dan orang lain.

Future

  • Refleksi diri untuk mengenali dan memahami  berbagai hal yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan dalam upaya penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi di sekolah. Memetakan kebutuhan belajar murid-murid saya, selanjutnya merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi di kelas  Berkolaborasi dengan rekan sejawat dan orang yang lebih paham juga berpengalaman dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi Menyebarkan pemahaman dan pengalaman penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi kepada rekan sejawat.
  • Saya akan menerapkan apa yang saya pahami yaitu tentang Pembelajaran Sosial Emosional, diantaranya : Menerapkan Pembelajaran sosial dan emosional di kelas secara berkelanjutan, Berupaya menciptakan budaya sekolah untuk mewujudkan Pembelajaran sosial dan emosional, Berkolaborasi dengan rekan sejawat dan semua unsur terkait untuk sama-sama belajar dan menerapkan Pembelajaran sosial dan emosional.
  • Refleksi diri untuk mengenali dan memahami  berbagai hal yang perlu ditingkatkan dalam upaya penerapan coaching pada supervisi akademik, Menyebarkan pemahaman dan pengalaman penerapan coaching , Berkolaborasi dengan pemangku kebijakan sekolah dalam hal perbaikan pembelajaran yang memiliki keberpihakan kepada murid dengan menerapkan alur TIRTA pada kegiatan coaching

Artikel Menarik Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © SHEV's Blog