3.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin
1. Beban dan amanah kepemimpinan
adalah mengimbangi semua prioritas yang terpenting. Tugas saya dalam pendidikan
adalah melakukan yang terbaik. Apa yang diinginkan
kadang-kadang belum tentu itu yang
terbaik. Dan untuk membuat perubahan, apalagi perubahan yang transformational,
pasti ada kritik. Sebelum mengambil
keputusan, tanyakan, apakah yang kita lakukan berdampak pada peningkatan
pembelajaran murid? (Nadiem Makarim, 2020)
Menurut Bapak dan Ibu, Kira-kira apa maksud dari kutipan Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi tersebut?
Menurut saya maksud dari kutipan
Bapak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi tersebut yaitu
peran kita dalam Pendidikan adalah menjalankan tugas secara maksimal dengan
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, hambatan dan tantangan adalah hal
yang biasa, fokuskan upaya kita pada peningkatan pembelajaran murid
2. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran di kelas
saya pernah mengalami pengambilan keputusan yang melibatkan murid saya, yaitu
saat anak kelas 4 yang sudah diputuskan untuk mewakili perlombaan bercerita,
ternyata ketika h-5 sebelum perlombaan mengundurkan diri dengan alasan sakit
dan alasan mistis berkaitan denga isi cerita yang akan dilombakan, sedangkan
lomba bercerita tersebut harus mengambil
tema cerita asal usul suatu tempat di daerah bersangkutan. Maka untuk mengatasi
masalah tersebut saya berkoordinasi dengan guru, kepala sekolah dan orang tua
murid siswa tersebut untuk mencari solusi terbaik,akhirnya berdasarkan hasil
koordinasi tersebut saya memutuskan pengganti anak tersebut. Alhamdulillah
masalah bisa teratasi.
3. Pengalaman saya sebagai seorang pemimpin
pembelajaran dalam mengambil keputusan adalah ketika ada anak yang mau pindah
sekolah. Saat itu datang ke sekolah yaitu ibu dari anak tersebut. Ibunya
berbicara ingin pindah karena masalah keluarga, ibunya ingin membawa anaknya ke
Jakarta sambil mencari pekerjaan. Kemudian saya tanya anaknya nanti mau sekolah
dimana, ibunya menjawab belum tahu anaknya mau sekolah dimana. Kemudian saya
mencoba memberikan pemahaman bahwa anak tidak boleh menjadi korban dari masalah
tersebut,jangan sampai anak dibawa pindah ke Jakarta tapi tidak sekolah,
kemudian saya membujuk anaknya agar mau tinggal sama neneknya sementara, anak
tersebut mau mengikuti saran saya. Saya mengambil keputusan untuk mencegah
terlebih dahulu anak tersebut agar tidak pindah,sampai benar-benar masalah
keluarganya terselesaikan. Sampai saat ini anak tersebut tidak jadi pindah. Dan
masalah keluarganya terselesaikan, ibunya pulang dari Jakarta dan kembali lagi
bersama keluarganya
4. Sebagai kepala sekolah yang baru, hal yang akan
saya lakukan sebelum memesan buku adalah berkoordinasi dengan semua pihak yaitu
guru dan termasuk pihak Yayasan. Kemudian menganalisis kesesuaian buku yang
akan dipesan dengan kurikulum yang digunakan dan sesuai dengan beban yang
dianggarkan dalam ARKAS. Kemudian terbuka masalah fee yang akan didapatkan.
Jika memang buku sesuai dengan kurikulum dan anggraan ARKAS dan disepakati
bersama maka saya akan mengambil keputusan itu,jika tidak sesuai maka saya akan
mengundang penerbit lain. Berkaitan dengan fee, jika itu ada makan akan
digunakan untuk kepentingan sekolah,terutama berbagai kegiatan yang berpihak
pada kepentingan murid.
5. Alhamdulillah di lingkungan tempat saya bekerja
nilai-nilai kebajikan sangat dijunjung tinggi dan menjadi budaya. Seperti kerja
sama,toleransi,kejujuran,tanggung jawab dan nilai kenajikan lainnya. Setia ada
kegiatan kami selalu berkoordinasi terlebih dahulu terutama berkaitan dengan
nilai-nilai kebajikan yang diterapkan.
6. Di tempat saya bekerja saya pernah mengalami
kegiatan yang memerlukan pengambilan keputusan yang berbenturan. Alhamdulillah
bisa diselesaikan dengan musyawarah dan Kerjasama semua pihak.
7. Pernah, Ketika ada anak yang sering datang
terlambat saya langsung mengambil keputusan dengan memberikan hukuman untuk
membersihkan halaman kelas terlebih dahulu sebelum masuk ruangan kelas. Saya
berfikir bahwa keputusan tersebut kurang tepat, karena hanya akan membuat anak
tersebut jadi minder, dan tidak berupaya untuk menyelsaikan permasalahannya.
Seharusnya untuk menyelesaikan masalah anak tersebut, upaya yang saya lakukan
yaitu melakukan restitusi,bukan langsung memberikan hukuman.
8. Bagaimana cara Pengambilan Keputusan yang tepat
agar dapat diterima oleh semua pihak?jikapun ada yang merasa dirugikan,
bagaimana cara yang paling tepat untuk mengatasinya?
9. Dengan mempelajari modul 3.1 ini saya berharap
memperoleh pengetahuan tentang upaya pengambilan keputusan berbasis pemimpin
pembelajaran dan saya mampu menerapkannya, sehingga tercipta proses
kepemimpinan dalam pembelajaran yang benar-benar berpihak pada murid
10.Alhamdulillah setelah
melakukan refleksi, tergambar apa yang selama ini pernah saya lakukan khusunya
berkaitan dengan pengambilan keputusan berbasi nilai-nilai kebajikan sebagai
pemimpin. Mudah-mudahan dengan mempelajari lebih lanjut modul 3.1 ini, bisa
menjadi pelajaran berharga dan menjadi dasar untuk memahami dan menerapkan
upaya pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin
yang lebih baik lagi
0 komentar:
Posting Komentar