Berikut jawaban LMS pada alur Eksplorasi Konsep Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik Pendidikan Calon Guru Penggerak
2.3.a.4.1.Eksplorasi Konsep Modul 2.3 - 2.1 Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan
1.
Saya sangat antusias untuk memahami konsep
coaching secara umum dan konsep coaching dalam dunia Pendidikan
2.
Supervisi akademik bertujuan untuk :
·
Memastikan pembelajaran yang berpihak pada murid
·
Mengembangan kompetensi diri dalam setiap
pendidik (kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi professional)
Tujuan tersebut dapat dicapai oleh pemimpin sekolah yang dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang memberdayakan yaitu Coaching.
3.
Dari beberapa definisi yang telah
disebutkan, kita melihat ada elemen-elemen penting yang menjadikan sebuah
proses itu disebut sebagai coaching. Untuk itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
· Tuliskan
elemen-elemen penting dari coaching yang dapat diambil dari beberapa definisi
coaching yang telah disajikan!
proses
kolaborasi-solusi- berorientasi pada hasil dan sistematis- peningkatan atas
performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi
dari coachee- kunci pembuka potensi- memaksimalkan kinerja- membantu seseorang
untuk belajar dari pada mengajarinya-kemitraan/setara-memberdayakan-optimalisasi.
· Sebagai
guru, pernahkah Anda menerapkan prinsip-prinsip coaching tersebut di sekolah
Anda baik kepada murid maupun rekan sejawat Anda? Jika jawaban anda
"ya", berilah contoh dan penjelasannya!
Pernah,
Kepada Murid yaitu memfasilitasi murid dalam menghias kelas dan pemanfaatan
barang bekas,saya berupaya berdialog dan membuka potensi (kreativitas murid)
kemudian memaksimalkannya lewat ekspresi kerja mereka dalam membuat hiasan
kelas dan memanfaatkan barang bekas untuk dibuat kembali menjadi barang yang
berguna. Kepada rekan sejawat saya melakukan coaching yaitu optimalisasi
penggunaan e-raport dalam mengolah nilai, secara bertahap saya membimbing
kemudian bersama-sama mempraktekan input nilai sampai pada nilai akhir
raport.Rekan sejawat meskipun di awal tampak kesuilitan seiring proses
bimbingan yang saya berikan dan praktek langsung yang mereka alami, mereka
merasa senang dan menemukan kemudahan sehingga mereka berkesimpulan bahwa
dengan menggunakan eraport pengolahan nilai menjadi lebih praktis.
4.
Mentoring yaitu memindahkan pengetahuan tentang
banyak hal, Konseling yaitu hubungan secara langsung dengan individu yang
tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya,Fasilitasi
berdiri netral membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah,Training
yaitu usaha yang terencana untuk memfasilitasi pembelajaran tentang pekerjaan
yang berkaitan dengan pengetahuan, keahlian dan perilaku oleh para pegawai.
Sebagai Coach : ketika saya menjelaskan dan membimbing penggunaan eraport dan
memetakan hasil raport mutu dan merencanakan tindak lanjut hasil raport
mutu,Sebagai Mentor : ketika membimbing rekan sejawat melakukan penilaian hasil
belajar kurikulum 2013, Sebagai Konselor ketika saya menyelesaikan permasalahan
murid (perilaku melanggar keyakinan kelas), Sebagai Fasilitator : Ketika rapat
memfasilitasi pembagian tugas membuat video pembelajaran di KKG untuk
pembelajaran daring saat pandemi covid 19, Sebagai Trainer :ketika membimbing
rekan sejawat dalam menggunakan canva untuk pembelajaran
5.
Perbedaan Coaching dan mentoring, Mentoring
proses memberi bantuan kepada orang lain agar dia tahu sementara coaching memfasilitasi perubahan perilaku dan juga
perubahan mindset dari orang itu yang dia sebetulnya sudah tahu kali ini dia menjadi
lebih, Perbedaan Coaching dan training,coach dalam proses interaksi tidak
banyak berbicara karena tidak banyak mengajari tetapi memfasilitasi ide baru,
kalau trainer lebih banyak berbicara ,mentrasfer ilmu atau skill kepada orang,
Perbedaan coaching dengan konseling, konseling itu bergerak dari masa kini ke
masa lalu karena harus ada penyembuhan harus ada terapi /perbaikan, Coaching
arahnya dari masa kini ke masa depan ada Goal atau tujuan yang ingin dicapai
dan ada potensi-potensi yang ingin dimaksimalkan dalam proses pencapaian tujuan
itu,Perbedaan Coaching dan consulting seorang coach tidak harus pakar tetapi
menguasai strategic thinking, consulting seseorang pakar dan menggunakan model
tertentu yang mereka yakini dan terbukti ampuh
6.
Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini,
coaching menjadi salah satu proses ‘menuntun’ kemerdekaan belajar murid dalam
pembelajaran di sekolah
7.
Pengembangan diri baik seorang coach atau
coachee dapat dimaksimalkan dengan proses coaching
8.
Coaching, Mentoring, Konseling, Fasilitasi dan
Training memiliki tujuan yang sama yaitu membantu seseorang.Perbedaanya yaitu
dalam prosesnya. Coaching dalam Konteks Pendidikan yaitu paradigma berpikir Ki
Hajar Dewantara /system among ( Coach & Coachee adalah Mitra Belajar, Emansipatif,
Kasih dan Persaudaraan, Ruang Perjumpaan Pribadi) dapat melatih guru
(coach/pamong) untuk menciptakan semangat Tut Wuri Handayani dalam setiap
perjumpaan pada setiap proses komunikasi dan pembelajaran.
9.
Sebagai seorang pendidik kita harus mampu memahami
konsep coaching dan mampu mengimplemetasikannya agar dapat mengembangkan diri
dan menjadi coach bagi rekan lainnya sehingga bisa memaksimalkan peran kita
sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak pada murid
2.3.a.4.2.Eksplorasi
Konsep Modul 2.3 - 2.2. Paradigma Berpikir dan Prinsip Coaching
1. Untuk
mengembangkan kompetensi guru agar dapat melakukan pembelajaran yang berpihak
pada murid melalui supervisi akademik diperlukan paradigma berpikir yang
memberdayakan yaitu coaching
2.
Paradigma berpikir coaching yaitu : 1.Fokus pada
coachee/rekan yang akan dikembangkan, 2. Bersikap terbuka dan ingin tahu,
3.Memiliki kesadaran diri yang kuat, 4. Mampu melihat peluang baru dan masa
depan
3.
Prinsip Coaching yaitu : 1. Kemitraan : setara,
tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah antara coach dan coachee, 2.Berfikir
Kretaif : seorang coach menginspirasi coachee untuk menemukan jawaban-jawaban
sendiri atas permasalahannya. 3. Memaksimalkan Potensi : suatu rencana tindak
lanjut yang diputuskan oleh rekan yang dikembangkan
4.
Paradigma Berpikir Coaching : 1. Fokus pada
coachee yang akan dikembangkan : nilai saat ini 6, nilai yang ingin ditingkatkan 9 , 2. Bersikap
terbuka dan ingin tahu: nilai saat ini 6:nilai yang ingin ditingkatkan 9 3.
Memiliki kesadaran diri yang kuat : nilai saat ini 7:nilai yang ingin
ditingkatkan 9 4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan: nilai saat ini
7:nilai yang ingin ditingkatkan 9.Prinsip Coaching: 1. Kemitraan: nilai saat
ini 7:nilai yang ingin ditingkatkan 9 2. Proses kreatif : nilai saat ini 6:
nilai yang ingin ditingkatkan 9 3. Menggali potensi : nilai saat ini 6: nilai
yang ingin ditingkatkan 9
5.
Penerapan paradigma berpikir coaching dalam
supervisi akademik akan mampu membangun semangat yang memberdayakan,sehingga
menjadi pondasi utama dalam meningkatkan kualitas proses belajar di kelas.
6.
Paradigma Berpikir Coaching : 1. Fokus pada
coachee,2. Bersikap terbuka dan ingin tahu,3. Memiliki kesadaran diri yang kuat,
4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan. Prinsip Coaching : 1.Kemitraan,
2. Proses Kreatif, 3.Memaksimalkan Potensi.
7.
Alhamdulillah mendapatkan ilmu baru mengenai
konsep,paradigma berpikir dan prinsip coaching
2.3.a.4.3.Eksplorasi
Konsep Modul 2.3 - 2.3. Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur
Percakapan Coaching
1.
Ada 3 kompetensi inti yang penting dipahami,
diterapkan, dan dilatih secara terus menerus saat melakukan percakapan coaching
kepada teman sejawat di sekolah, yaitu : 1. Kehadiran Penuh/Presence, 2. Mendengarkan
Aktif, 3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot
2.
Tuliskan pengalaman Bapak/Ibu saat berhasil
menghadirkan fokus selama melakukan percakapan dengan seseorang: Pada saat
menyampaikan hasil rapat kepada semua rekan sejawat
Apa hal-hal yang biasanya dilakukan
untuk menghadirkan fokus sebelum dan selama berkegiatan?mempersiapkan catatan
berupa informasi hasil rapat,menentukan waktu penyampaian yang tepat,
menyampaikan dengan tenang tidak terburu-buru tetap fokus pad inti informasi
yang disampaikan sambil melakukan kontak mata dengan semua rekan sejawat dan
mengamati dan menanggapi pertanyaan dari serakan sejawat dengan jawaban yang
terarah tanpa berbelit-belit.
Apa yang biasanya menyebabkan hilangnya
fokus? banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan, sehingga pikirannya
terbagi.Kekhawatiran semua pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai batas
waktu. Apa yang dilakukan untuk mengembalikan fokus?Istirahat sejenak, kemudian
fokus menginventarisir pekerjaan mana yang seharusnya dikerjakan terlebih
dahulu
3.
1. Tuliskan pengalaman Anda pada saat
berbicara dengan orang kemudian Anda merasa dinilai oleh orang tersebut.Apa
yang Anda rasakan?sedikit terganggu.Apa yang Anda lakukan?berupaya memfokuskan
pembicaraan pada inti yang disampaikan.2. Tuliskan pengalaman Anda pada saat
berbicara dengan orang kemudian Anda merasa orang tersebut salah mengartikan
apa yang Anda sampaikan tanpa mengonfirmasinya terlebih dahulu .Apa yang Anda
rasakan?bingung,.Apa yang Anda lakukan?mencoba berbicara dengan jelas dan
langsung pada inti pembicaraan tapi dengan situasi yang santai dan menunjukan
keakraban.3. Tuliskan pengalaman Anda pada saat berbicara dengan orang kemudian
orang tersebut balik bercerita tentang pengalamannya atau memberi saran
berdasarkan pengalaman dia, tanpa Anda minta.Apa yang Anda rasakan?saya positif
thinking saja,mungkin orang ini senang bercerita dan akrab.Apa yang Anda
lakukan?saya memberikan apresiasi terhadap apa yang dia sampaikan agar terjadi
komunikasi yang baik.
4.
1. Apa yang terjadi dalam diri Anda pada
saat ditanya dengan pertanyaan-pertanyaan seperti di atas? Saya bertanya dalam
hati tentang hal yang tidak terpikirkan oleh saya sehingga mengecewakan orang
lain. Apa yang Anda pikirkan?saya harus mengubah pola kerja saya agar hasilnya
maksimal.Apa yang Anda rasakan?malu dan berusaha mengevaluasi diri.Apa respon
Anda?saya beruapaya meresponnya dengan tenang dan mencoba memahami keaadaan
untuk selanjtnya melakukan refleksi agar menemukan pola kerja baru sehingga
hasilnya sesuai dengan yang semestinya.
5.
RASA yang diperkenalkan oleh Julian
Treasure merupakan hasil dari kegiatan mendengarkan aktif pada proses coaching.
Rasa merupakan akronim dari dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask.
Receive : menerima/mendengarkan semua informasi yang disampaikan coachee.
Appreciate : memberikan apresiasi dengan merespon atau memberikan tanda bahwa
kita mendengarkan coachee. Summarize : rangkuman yang ditangkap dari
pembicaraan coachee. Ask : Mengajukan pertanyaan mendalam berdasarkan hasil
rangkuman pembicaraan coachee.
6.
1. Dari semua langkah dalam alur percakapan
coaching TIRTA, langkah manakah yang menurut Anda paling menantang? Mengapa?yang
paling menantang adalah pada tahap identifikasi,karena ketika terjadi kesalahan
pada tahap identifikasi maka proses coaching akan mengalami kendala bahkan
menghasilkan sebuah proses yang tidak memberdayakan. 2. Kendala apakah yang
mungkin akan Anda hadapi ketika Anda menggunakan langkah-langkah dalam alur
TIRTA ketika berupaya melakukan percakapan coaching dengan rekan Anda Anda di
sekolah?Keterbukaan dan kemauan dari coachee.
7.
1.Pengalaman proses umpan balik yang bagaimana
membantu pengembangan diri dan mendorong perubahan diri Anda?umpan balik yang
konstruktif, berdasarkan data dan fakta yang dibahas dan memberikan gambaran
yang jelas pada upaya yang harus dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan
yang ada. Menurut Anda, bagaimana umpan balik yang disampaikan dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengembangkan dirinya secara mandiri?umpan
balik yang berkaitan dengan kemampuan diri, membantu saya menyadari dan
menstimulasi potensi diri yang ada untuk diberdayakan berdasarkan kekuatan
diri.
8.
Kompetensi Inti Coaching terdiri dari : 1.
Kehadiran Penuh/Presence, 2. Mendengarkan Aktif, 3. Mengajukan Pertanyaan Berbobot.
RASA merupakan hasil dari kegiatan mendengarkan aktif pada proses coaching.
Rasa merupakan akronim dari dari Receive, Appreciate, Summarize, dan Ask. Jenis
Percakapan Berbasis Coaching:1. Percakapan untuk perencanaan,2. Percakapan
untuk pemecahan masalah,3. Percakapan untuk berefleksi,4. Percakapan untuk
kalibrasi. Acuan umum sebuah alur percakapan coaching yang akan membantu peran
coach dalam membuat percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna yaitu alur
TIRTA. TIRTA : Tujuan, Identifikasi,Rencana Aksi dan Tanggung Jawab. Pemberian
umpan balik merupakan salah satu proses yang penting dilakukan dalam supervise
akademik.Umpan balik yang mendukung kemandirian dan memberdayakan : 1. Umpan
Balik dengan Pertanyaan Reflektif, 2. Umpan Balik menggunakan data yang valid
9.
Alhamdulillah saya lebih memahami konsep
Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching dan saya
berupaya untuk mengimplementasikannya
2.3.a.4.4.Eksplorasi
Konsep Modul 2.3 - 2.4 Supervisi Akademik dengan Paradigma Berpikir Coaching
1.
Bagaimana Anda selama ini melihat dan merasakan
peran supervisi akademik dalam proses pengembangan diri Anda? Kadang Terkesan
langsung membandingkan dengan acuan nilai/standar (menjudge), tanpa melalui
tahapan untuk melihat kekuatan/kelemahan diri sendiri (refleksi diri) terlebih
dahulu. Kadang juga saya merasakan bahwa supervisi akademik ini lebih kepada
penilaian bukan Pendidikan (memberdayakan)
2.
Supervisi akademik sebagai suatu proses
berkelanjutan yang memberdayakan sehingga bisa meningkatkan keterampilan, pengetahuan
dan motivasi/komitmen guru
3.
Dua paradigma utama yang menjadi landasan dalam menjalankan
proses supervisi akademik yang memberdayakan, yaitu: 1. paradigma pengembangan
kompetensi yang berkelanjutan, 2. optimalisasi potensi setiap individu. Pada
umumnya pelaksanaan supervisi akademik didasarkan pada kebutuhan dan tujuan
sekolah dan dilaksanakan dalam tiga tahapan, yakni perencanaan, pelaksanaan
supervisi, dan tindak lanjut
4. Keterampilan coaching menjadi salah satu keterampilan
komunikasi yang perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan
kodrat murid, dalam proses coaching murid diberi kemerdekaan dalam belajar
untuk menemukan kekuatan dirinya dengan tuntunan seorang guru atau Pamong agar
murid tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.Sistem Among Ing Ngarso
Sung tulodo ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani menjadi semangat yang
menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan pendekatan coaching.Ada
4 cara berpikir yang dapat melatih guru dalam menciptakan semangat Tut Wuri
Handayani dalam setiap perjumpaan pada setiap proses komunikasi dan
pembelajaran yaitu: 1.Murid adalah Mitra belajar 2. dialog yang emansipatif,
3.tercipta ruang perjumpaan antara guru dan murid 4. kasih dan persaudaraan
5. Alasan pentingnya Percakapan Pra-observasi yaitu
: 1. membangun kepercayaan dari guru kepada pimpinan sekolah sebagai supervisor
yang profesional karena merencanakan kegiatan ini dengan baik. 2, percakapan
awal memberikan perasaan tenang , Supervisor menempatkan diri sebagai mitra
dalam pengembangan diri. 3. kesepakatan yang dihasilkan pada tahap ini mengenai
aspek-aspek pengembangan yang akan diobservasi memberikan rasa percaya diri dan
motivasi internal karena guru merasakan keterlibatan aktif dalam proses. Guru
diberikan kesempatan untuk menyampaikan rancangan pembelajaran dan apa yang
menjadi target pengembangan untuk diobservasi. Tahapan pelaksanaan Percakapan
pra-observasi yaitu : 1. Supervisor menyampaikan tujuan besar supervisi dan
tujuan dari percakapan awal, 2.Guru menyampaikan rancangan pelaksanaan
pembelajaran dan menginformasikan aspek perkembangan yang hendak diobservasi,
3.Supervisor dan guru menyepakati sasaran observasi, waktu kunjungan kelas dan
waktu percakapan pasca-observasi, 4.Supervisor menginformasikan bahwa ia akan
mencatat kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas.
6.
Observasi adalah aktivitas pengamatan oleh
supervisor pada saat guru melaksanakan pembelajaran di kelas. Tujuannya yaitu
mengambil data secara obyektif mengenai aspek pengembangan yang sudah
disepakati. Motif pelaksanaan observasi harus berawal dari kebutuhan
pembelajaran murid dan kebutuhan pengembangan potensi guru serta pemahaman
bahwa observasi ini dilakukan supervisor bersama-sama dengan guru
7.
Aktivitas Percakapan pasca-observasi terdiri
dari : 1.Tujuan percakapan: analisis hasil data observasi, 2.Percakapan umpan
balik,3.Percakapan perencanaan area pengembangan,4.Rencana aksi pengembangan
diri.
8.
Kegiatan tindak lanjut supervisi diantaranya :
kegiatan langsung atau tidak langsung seperti percakapan coaching, kegiatan
kelompok kerja guru di sekolah, fasilitasi dan diskusi, serta kegiatan lainnya
dimana para guru belajar dan memiliki ruang pengembangan diri lewat berbagai
kegiatan. Semua kegiatan ini dapat dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan
pengembangan diri untuk meningkatkan kompetensi
9.
Seorang pemimpin/Kepala sekolah dapat menjadi
seorang evaluator atau penilai sekaligus coach dalam menjalankan perannya, jika
: 1. Adanya rasa percaya dalam hubungan supervisor dan guru serta dalam proses
supervisi akademik ini, 2. Guru menyadari dan memahami peran yang sedang
ditunjukkan oleh kepala sekolah, 3.Peran kepala sekolah tulus dan disesuaikan
dengan kebutuhan yang ada
10.Supervisi akademik sebagai
suatu proses berkelanjutan yang memberdayakan sehingga bisa meningkatkan
keterampilan, pengetahuan dan motivasi/komitmen
guru. Landasan dalam menjalankan supervisi akademik, yaitu: 1. paradigma
pengembangan kompetensi yang berkelanjutan, 2. optimalisasi potensi setiap
individu. Tahapan Supervisi Akademik, yakni perencanaan, pelaksanaan supervisi,
dan tindak lanjut. 4 cara berpikir yang dapat melatih guru dalam menciptakan
semangat Tut Wuri Handayani yaitu: 1.Murid adalah Mitra belajar 2. dialog yang emansipatif,
3.tercipta ruang perjumpaan antara guru dan murid 4. kasih dan persaudaraan. Siklus
supervisi klinis : Pra-observasi, Observasi dan Pasca-observasi.Kegiatan tindak
lanjut supervisi: kegiatan langsung /tidak langsung seperti percakapan
coaching, kegiatan kelompok kerja guru di sekolah, fasilitasi dan diskusi,
serta kegiatan lainnya .Seorang Kepala sekolah dapat menjadi seorang penilai
sekaligus coach dalam menjalankan perannya, jika : 1. Adanya rasa percaya dalam
hubungan supervisor dan guru serta dalam proses supervisi akademik ini, 2. Guru
menyadari dan memahami peran yang sedang ditunjukkan oleh kepala sekolah,
3.Peran kepala sekolah tulus dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.
11.Semoga materi ini memberikan
pencerahan bagi saya dalam mengiplementasikan Supervisi Akademik dengan
Paradigma Berpikir Coaching di sekolah
0 komentar:
Posting Komentar