Model Pembelajaran Kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif
 Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar belum dikatakan selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Eggen dan Kauchak (dalam Trianto, 2007:42) yang menyatakan bahwa “Model pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama”.
Unsur-unsur dasar dalam model pembelajaran kooperatif menurut Lungdren(dalam Trianto,2007:47), adalah sebagai berikut :
          1). Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”.
           2).Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik  lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
          3). Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
          4). Para  siswa  membagi  tugas  dan  berbagi  tanggungjawab  diantara  para
               anggota kelompok.
          5). Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
         6). Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
         7).  Setiap siswa akan diminta  mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

b.   Ciri- Ciri Model Pembelajaran Kooperatif           
Arends (dalam Trianto,2007:48) menyatakan bahwa  pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
 1). Siwa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar
 2). Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah
 3). Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam
 4). Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah ; 1). Setiap anggota memiliki peran, 2). Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa, 3). Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, 4). Guru membantu mengembangkan keterampilan-ketemampilan interpersonal kelompok 5). Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan (Carin dalam Yusuf,2005:25).

       Tiga   konsep   sentral   yang   menjadi   karakteristik   model  pembelajaran kooperatif sehingga dikemukakan oleh Slavin (2008:26), yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu, dan kesempatan yang sama untuk berhasil.
1).  Penghargaan Kelompok
Pembelajaran    kooperatif    menggunakan    tujuan-tujuan    kelompok   untuk
memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor diatas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung., saling membantu dan saling peduli.
2).  Pertanggungjawaban Individu
   Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3).  Kesempatan yang sama untuk mencapai keberhasilan
  Pembelajran kooperatif menggunakan metode skoring yang mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa yang terdahulu. Dengan menggunakan metode skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang atau tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
Dari uraian tentang karakteristik model pembelajaran kooperatif menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran ini  tergantung dari keberhasilan masing-masing individu  dalam kelompok, dimana keberhasilan tersebut  sangat berarti untuk mencapai suatu tujuan yang fositif dalam belajar kelompok.
c.   Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Tujuan model pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan “tujuan dari model pembelajaran kooperatif adalah menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok mereka bisa sukses” (Slavin,2008 : 34).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (dalam Yusuf,2005:26), yaitu :
 1). Hasil Belajar Akademik
   Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
 2). Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
   Tujuan  lain  pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan saling menghargai satu sama lain
 3). Pengembangan Keterampilan Sosial
 Pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.

d.   Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
          Urutan  langkah-langkah  prilaku  menurut model  pembelajaran  kooperatif yang  diuraikan  oleh  Ibrahim, et al. (dalam Trianto,2007:54) adalah sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini :

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Fase
Tingkah Laku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
Fase 2
Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase 3
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas
Fase 5
Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya
Fase 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

e.   Tipe Model Pembelajaran Kooperatif                                                                  
Menurut  Arends  (dalam Trianto,2007:49)  tipe   dari  model  pembelajaran kooperatif                terdiri       dari :
1).  Student Teams Achievement Division (STAD)
2).  Group Investigation
3).  Jigsaw
4).  Structural Approach
Sedangkan dua tipe lain yang dirancang untuk kelas-kelas rendah adalah:
1).  Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) digunakan pada pembelajaran membaca dan menulis pada tingkatan 2-8 (setingkat TK sampai SD), dan
2).  Team Accelerated Instruction (TAI) digunakan pada pembelajaran matematika untuk tingkat 3-6 (setingkat TK).
.............sekian smoga bermanfaat....................

Artikel Menarik Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

 
 
 
 
Copyright © SHEV's Blog